LINGGATERKINI.ID – Jembatan kayu di Desa Tanjung Irat butuh perhatian pemerintah Kabupaten Lingga, mengingat jembatan tersebut sebagai penghubung Desa Bakong dan Desa Langkap.
Beberapa waktu lalu jembatan yang memiliki ruang tunggu untuk para pemuda nongkrong di jembatan tersebut sudah roboh di hantam angin puting beliung pada Sabtu (22/5/2021) sekira pukul 03.00 WIB.
Proses pembangunan jembatan tersebut dibangun pada 2013 dengan swadaya masyarakat Desa Tanjung Irat, dimana satu rumah satu tongkat.
Jembatan tersebut juga diresmikan oleh mantan Wakil Bupati Lingga Abu Hasyim dan mantan Danlanal Dabo Singkep Letkol Laut (P) Yulianus Poek pada tahun 2013.
Namun seiring berjalannya waktu jembatan yang dibangun oleh swadaya masyarakat Desa Tanjung Irat itu mulai tua dan rapuh.
Sehingga setiap tahun dilakukan perawatan demi perawatan agar jembatan tersebut tetap berdiri kokoh dan masyarakat dapat terus menggunakan.
Namun apalah daya jika mengharapkan swadaya dari masyarakat tentunya tidak akan mampu, jika setiap tahunnya dilakukan perbaikan.
Akan tetapi adanya Dana Desa yang disisihkan untuk jembatan tersebut sehingga tidak menggunakan swadaya masyarakat lagi.
Masyarakat Desa Tanjung Irat menunggu kurang lebih 7 tahun lamanya untuk proses pembangunan jembatan beton. Namun dari jaman kepemimpinan H. Daria dan Abu Hasyim, Alias Wello dan Nizar, hingga Nizar dan Neko belum juga terealisasi.
Jembatan tersebut tinggal menunggu untuk roboh saja jika pemerintah Kabupaten Lingga tutup mata dan tidak memperdulikan untuk di bangun.
Untuk itu, masyarakat Desa Tanjung Irat sangat mengharapkan sekali jembatan tersebut dapat terealisasi di tahun 2021 ini.
Ruslan pemuda Desa Tanjung Irat mengharapkan kepada Pemerintah Daerah khususnya Bupati dan Wakil Bupati Lingga agar memprioritaskan untuk pembangunan jembatan pada tahun 2021 ini.
“Kami harapkan Bupati dan Wakil Bupati Lingga dapat memprioritaskan pembangunan jembatan di Desa Tanjung Irat pada tahun ini,” harapnya
Sebab jembatan tersebut merupakan urat nadi masyarakat Desa Tanjung Irat serta masyarakat Bakong dan Langkap.
“Sebab jembatan tersebut merupakan urat nadi bagi desa Tanjung Irat dimana masyarakat beraktifitas menggunakan jembatan tersebut,” ungkapnya (Wandy)