Oleh: Yohana Janeva, Mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Sedekah Air Susu
Tuhan, dengar Tuhan
Dengar, dengar, dengar lagi Tuhan
Tangis pilu bayi Palestina itu
Berharap sedekah air susu
Betapa tidak tega Tuhan
Ia menjilati darah beku bundanya yang terkapar kaku
Tuhan, desingan peluru zionis Israel kapan berlalu
Lihatlah, bibir bayi itu telah membiru
Meregang nyawa, menunggu waktu
Tuhan, air matanya tak lagi meleleh
Kering dalam tangisan nyaring
Berharap sedekah air susu
Walau setetes, nyawa baginya
Tuhan, lihatlah Tuhan
Mukanya luka, melepuh
Darah bercampur cairan senjata kimia
Meleleh membutakan matanya
Peluklah bayi Palestina itu, Tuhan
Padang-Jakarta, 2006-2009
Puisi ini adalah salah satu ciptaan dari Yurnaldi, beliau merupakan wartawan senior yang berasal dari Sumatera Barat, beliau lahir di Solok, Sumatra Barat pada 16 juni 1966.
Pada puisi ’Sedekah Air Susu’ ini memiliki makna sosial yang sangat menyentuh hati kita. Apalagi dihati para perempuan termasuk para ibu. Yaitu dimana seorang bayi dari Palestina yang tidak dapat merasakan air susu saat lahir di dunia. Ia haus, ia kelaparan hanya bisa menangis tak tau apa yang ia pikirkan.
Hanya butuh sedeguk susu untuk meredakan tenggorokan, ia hanya ingin merasakan air susu ibunya, karena yang kita tau bahwa Palestina merupakan negara yang dilanda konflik. Dimana ada bayi yang dipelukan tubuh ibu nya yang kaku dengan tumpahan darah karena bom yang datang di negara nya.
Buka lah hati kita, karena masih banyak orang yang memerlukan pertolongan dari kita semua. Tak semua seberuntung kita, tak semua bisa merasakan hangat nya air susu ibu.
Beruntung lah kamu yang sampai saat ini masih memiliki ibu di samping mu. *