LINGGATERKINI.COM – Sebanyak 20 orang anggota DPRD Kabupaten Lingga mulai melaksanakan reses Mada sidang pertama tahun 2022. Daerah pemilihan (Dapil) di Kabupaten Lingga terbagi atas 3.
Anggota DPRD Lingga yang berasal dari daerah pemilihan (Dapil) I yakni:
1. Aziz martindaz
2. Said Parman
3. Drs. H. Said Agus marli
4. Said trizwanda Luthfi, S. IP
5. Anwar, A.Md. Ro
6. Drs. Pokyong Kadir, M. Pd
Dapil I meliputi empat kecamatan:
1.Kecamatan Lingga
2.Kecamatan Lingga Timur
3.Kecamatan Lingga Utara
4.Selayar
Sementara untuk anggota DPRD Lingga yang berasal dari Dapil II yakni:
1. Ahmad Nasiruddin
2. Seniy, SE
3. Alpio Diaz pawelloy
4. Sui hiok
Wilayah dapil II meliputi :
1.Kecamatan Senayang
2.Kecamatan Bakung Serumpun
3.Kecamatan Katang Bidare
4.Kecamatan Temiang Pesisir
Dan terakhir anggota DPRD Lingga yang berasal dari Dapil III:
1. H. Al Ghazali, S. Ag. M.HI
2. Ir. H. Tengku nazwar, MM
3. Muddasir Zahid, S. Ag
4. H. Ambok T. Syamsirwan
5. Drs. Norden
6. Simarito
7. Rony Kurniawan
8. Raja Muchsin, SE
9. Drs. Riono
10. Yanuar, ST
Daerah pemilihan III meliputi beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga yakni:
1.Singkep
2.Singkep barat
3.Singkep pesisir
4.Singkep selatan
5.Kepulauan posek
Masa reses merupakan masa dimana para Anggota Dewan bekerja di luar gedung DPR, menjumpai konstituen di daerah pemilihannya (Dapil) masing-masing. Pelaksanaan tugas Anggota Dewan di dapil dalam rangka menjaring, menampung aspirasi konstituen serta melaksanakan fungsi pengawasan dikenal dengan kunjungan kerja. Kunjungan kerja ini bisa dilakukan oleh Anggota Dewan secara perseorangan maupun secara berkelompok.
Dalam satu tahun sidang, waktu kerja DPR dibagi menjadi empat atau lima masa persidangan. Dimana setiap masa persidangan terdiri dari masa sidang dan masa reses.
Demokrasi menjamin rakyat dapat mengemukakan aspirasinya. Namun terkadang media penyampaian aspirasi ini masih terbatas. DPRD sebagai lembaga perwakilan di daerah dituntut menjalankan fungsi untuk mengartikulasikan aspirasi rakyat dalam kegiatan yang disebut reses.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi langsung, wawancara dan Focus of Group Discussion. Analisa data dilakukan secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota DPRD sudah melaksanakan fungsi reses dengan baik sesuai jadwal yang telah ditentukan di daerah pemilihannya masing-masing.
Masyarakat mengikuti kegiatan reses secara antusias ditengah pandemi Covid-19 dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat. Tentu tujuan masyarakat hadir dalam kegiatan reses tersebut cukup beragam.
Tersirat sebuah harapan bahwa aspirasi mereka dapat ditampung oleh anggota DPRD dan kemudian disampaikan kepada pihak yang berkepentingan membuat kebijakan. Sehingga kegiatan reses ini tidak hanya bersifat politis saja mengingat anggota DPRD bertemu konstituennya, tetapi lebih kepada bagaimana jaring aspirasi dapat diartikulasikan.
Menurut ketua DPRD Lingga Ahmad Nashiruddin, Masa-masa reses merupakan masa penting yang sejatinya fungsional dalam menjaring aspirasi masyarakat, dan hal tersebut sangat disadari oleh para anggota Dewan .
20 orang anggota Dewan telah menjalankan dengan benar-benar memanfaatkan momen untuk mendengarkan harapan masyarakat yang berada di Daerah Pemilihan (Dapil) mereka masing-masing.
“Reses ini merupakan kewajiban bagi anggota DPRD. Setiap tiga bulan, anggota Dewan turun ke Dapil untuk bertemu konstituen, menjaring informasi, menghimpun seluruhnya untuk kemudian disalurkan,” katanya.
Dia menjabarkannya, dari suara-suara masyarakat yang berhasil dihimpun melalui reses tersebut, kemudian akan direkap dan dibuat laporannya, diteruskan pada pimpinan Dewan.
“Selanjutnya kita akan teruskan ke bupati, yang kemudian bupati meneruskan pada OPD terkait,” ujarnya.
Karena itu kegiatan reses sangat penting, jadi sayang sekali jika tidak dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya.
“ Reses adalah momen kita bertemu masyarakat secara massal. Jaran-jarang kita bertemu konstituen yang selama ini mendukung kita. Karena kita disibukan dengan agenda di Dewan, dan momen ini yang harus kita manfaatkan,” Ungkapnya lagi.
Dalam kegiatan reses tersebut, pada umumnya antusiasme masyarakat sangat tinggi, dan ini sebegai bentuk dukungan masyartakat bagi anggota Dewan yang sudah mereka beri kepercayaan. Berbagai isu seperti fasilitas umum (fasum), harapan dibina, bahkan dukungan moral disampaikan oleh masyarakat.
“Mendengarkan keluh-kesah, aspirasi warga, itu memang tugas anggota Dewan. Dalam kegiatan ini kita fokus mendengarkan untuk kemudian disalurkan. Bukan sekedar mengadakan pertemuan tanpa berbuat apa – apa,” Ungkapnya
Sebagai contoh , salah seorang anggota DPRD Lingga Komisi II Seny dari Daerah Pemilihan (Dapil) II yang meliputi Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga gelar reses di Desa Mamut Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Kamis (31/4/2022).
Anggota DPRD dari partai Golkar ini, saat reses pertama pada tahun 2022 mengatakan, pelaksanaan reses tersebut selain menjalin silaturahmi juga menjemput aspirasi masyarakat yang mungkin belum tersampaikan masyarakat pada musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang).
Pada reses tersebut, aspirasi yang disampaikan masyarakat terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti semenisasi jalan, tembok miring, penambahan ruang belajar Sekolah SDN 003 Senayang atau Mamut.
Bahkan warga juga mengusulkan pembangunan jalan lingkungan desa, yang sampai saat ini masih ditunggu oleh masyarakat untuk secepatnya dilakukan pembangunannya.
“Untuk saat ini kita masih menampung aspirasi warga demi kepentingan warga itu sendiri. Disamping itu kita juga mengaharapkan kepada Kepala Desa khusunya Dapil II agar memanfaatkan bangunan dana desa untuk kepentingan warga pintanya,” katanya.
Sementara itu Anggota DPRD Lingga lainya yakni , Sui Hiok juga menggelar reses masa sidang pertama tahun 2022 di 6 daerah wilayah Kepulauan Senayang. Dalam reses ini, Politisi Partai Demokrat itu menemukan berbagai permasalahan dan aspirasi-aspirasi dari masyarakat.
Mulai dari banyaknya kartu BPJS yang tidak berlaku, alat tangkap nelayan, rehab masjid, tambatan perahu, listrik, lampu jalan, jalan lingkungan, dan batu miring masih tetap menjadi harapan masyarakat.
“Di Benan, pelabuhan ponton yang dari Provinsi sudah hampir ambruk, kemudian masyarakat setempat juga meminta adanya tambatan perahu tambahan,” kata Sui Hiok kepada, Sabtu (2/4/2022).
Kemudian saat reses di Desa Mensanak, masyarakat setempat sangat mengharapkan lampu jalan surya, jalan lingkungan, ambulan kaisar dan batu miring. Begitu juga ketika ia tiba di Pulau Nopong. Banyak keluhan dan permintaan warga kepada pemerintah daerah.
“Di Nopong, mereka meminta perhatian pelabuhan yang hari-hari digunakan nelayan dan anak sekolah sudah roboh dan tidak bisa dimanfaatkan. Rehan masjid juga menjadi harapan mereka,” ujarnya.
“Kalau di Teluk Ibul Desa Cempa, yang sangat diharapkan masyarakat adalah jalan penghubung antara Teluk Ibul ke Cempa, tambatan perahu yang sudah roboh, perluasan musala dan lapangan bola volly,” sambung Sui Hiok.
Ada dua lagi perkampungan yang dikunjungi Sui Hiok dalam reses itu. Ia adalah Ujung Kayu dan Suak Buaya. Di Ujung Kayu, warga meminta agar dapat membantu lampu surya untuk rumah-rumah mereka, pelantar dan mengeluh polindes mereka yang tidak ada petugasnya.
“Di Suak Buaya tidak ada majelis guru. Penambahan guru, tentang kartu BPJS yang tidak berlaku, meminta PLN Laboh agar dapat ke Suak Buaya, Sebong dan Sarus, karena masih satu daratan dengan Pulau Sebangka. Yang terakhir diharapkan warga adalah bantuan rehab masjid,” jelasnya.
“Aspirasi-aspirasi yang disampaikan ini kita tampung dan kita akan koordinasikan dengan instansi terkait untuk dapat dibuat perencanaannya. Harapan saya sendiri tentu apa yang diharapkan masyarakat ini dapat terealisasi,” pungkas Sui Hiok (Redaksi)