LINGGATERKINI.COM – Seorang nenek berusia 72 tahun bernama Zainun harus hidup dengan kondisi kedua mata yang tak lagi bisa melihat.
Dimana nenek Zainun mengalami kebutaan sejak berusia 50 tahun hingga kini ia lewati masa tuanya dengan berjalan menggunakan tongkat dari bambu yang menjadi penuntun langkahnya.
Nenek Zainun tinggal di rumahnya yang terbuat dari dinding kayu yang sudah lapuk di RW 09 RT 02 Kelurahan Dabo, Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga.
Selain lapuk, bagian dalam rumah juga tampak kusam sebab atap-atap rumah sudah banyak yang berlubang sementara sebagian sisi rumahnya tak bisa digunakan.
Sehingga ruang tamu yang ia miliki dipakai bersamaan dengan dapur untuk memasak.
Bahkan saat turun hujan Nenek Zainun sering cemas dikarenakan rumah yang sudah tua dan berlapuk itu takut roboh diterpa angin kencang.
“Nenek cemas kalau hujan turun, rumah takut roboh,” kata wanita kelahiran 1 Juli 1950 itu.
Kadang kala Nenek Zainun harus tidur dalam posisi duduk mana kala hujan turun.
“Ini atapnya baru diganti anak, kalau tidak sebelumnya habis semua basah dan kadang tidur pun duduk,” ceritanya
Nenek Zainun hidup bersebelahan dengan rumah anaknya sehingga banyak orang yang tak menyadari.
Zainun memiliki 6 orang anak yang semuanya telah menikah. Keempat anaknya masih tinggal di Dabo, sementara dua anaknya berada di luar kota.
Dimasa tuanya Zainun hanya duduk dirumah sambil membiasakan diri berjalan menggunakan tongkat bambunya.
“Tak banyak bisa di buat hanya numpang pemberian dari anak-anak saja dan orang sekitar,” ungkapnya
Ia mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lingga. Bahkan mirismya pada saat pendemi covid-19 bantuan langsung tunai pun tak pernah ia terima sekalipun.
“Bantuan rumah belum pernah, hanya sembako dari Lurah dan Angkatan Laut serta saudara-saudara,” ungkapnya lagi
Atas nasib yang ia derita tak banyak hal yang bisa ia harapkan dengan kondisinya saat ini, meski demikian dirinya masih bisa hidup dengam rasa syukur. (Wn)