LINGGA TERKINI – Budaya Melayu sebagai identitas dan warisan bangsa mendapat sorotan dalam debat publik yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lingga pada Selasa malam, 12 November 2024. Bertempat di Gedung Nasional, Dabo Singkep, debat ini menyoroti pentingnya pelestarian budaya sebagai bagian dari pembangunan daerah.
Calon Bupati Lingga nomor urut 1, Muhammad Nizar, memaparkan pandangan dan langkah strategis untuk melestarikan budaya Melayu, yang ia anggap sebagai elemen penting bagi identitas Kabupaten Lingga.
Muhammad Nizar mengungkapkan bahwa selama tiga setengah tahun masa jabatannya hingga Mei 2023, pemerintah daerah telah mengambil langkah signifikan dalam meletakkan fondasi kuat untuk pelestarian budaya Melayu. Langkah ini, menurutnya, bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan bagian dari kebijakan yang bertujuan memperkuat identitas daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional.
“Di tiga tahun setengah, tepatnya pada bulan Mei 2023, tanpa kami sadar, tanpa masyarakat sadar, kita telah meletakkan pondasi yang luar biasa berkaitan dengan budaya Melayu,” ungkap Nizar.
Langkah Strategis Integrasi Budaya Melayu dalam Kebijakan Daerah
Nizar menyebutkan bahwa salah satu strategi utama dalam melestarikan budaya Melayu adalah melalui pembentukan peraturan daerah (Perda). Peraturan ini diharapkan mampu memberikan dasar hukum untuk melindungi dan melestarikan nilai-nilai budaya Melayu, termasuk tradisi, adat istiadat, dan tata nilai masyarakat Lingga.
Nizar menegaskan bahwa kebijakan ini akan menjadi pijakan yang kuat dalam upaya memperkuat identitas budaya lokal sebagai bagian dari pembangunan sosial dan ekonomi Kabupaten Lingga.
Selain itu, pentingnya integrasi budaya Melayu dalam kebijakan pendidikan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi perhatian. Menurut Nizar, nilai-nilai budaya Melayu berperan penting dalam membentuk karakter dan identitas SDM yang unggul dan berbudaya.
Istana Damnah Sebagai Destinasi Wisata Nasional
Sebagai bagian dari penguatan identitas budaya dan pariwisata, Kabupaten Lingga telah menetapkan Daik Lingga sebagai salah satu destinasi wisata nasional. Fokus utamanya adalah Istana Damnah, yang berada di kawasan Daik Lingga, dan menjadi ikon budaya Melayu di Lingga.
Nizar menyampaikan bahwa pembangunan Istana Damnah tengah berlangsung dan diharapkan dapat menarik minat wisatawan lokal, nasional, hingga mancanegara.
“Semua ini sedang berjalan dan berproses untuk pembangunan di Istana Damnah,” ungkapnya, menjelaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjadikan Istana Damnah sebagai simbol kebangkitan budaya Melayu di Kabupaten Lingga.
Kebijakan Pelestarian dan Pembangunan Berbasis Budaya
Strategi yang ditawarkan Muhammad Nizar dalam mempromosikan budaya Melayu tidak hanya ditujukan untuk melestarikan warisan leluhur, tetapi juga sebagai bagian integral dari pembangunan sosial dan ekonomi Kabupaten Lingga.
Dengan berlandaskan identitas budaya dalam setiap kebijakan pembangunan, Nizar berharap Kabupaten Lingga mampu menciptakan daya tarik yang kuat bagi generasi muda untuk memahami dan menghargai budaya mereka.
Nizar mengajak seluruh masyarakat Lingga untuk bersama-sama menjaga dan mengembangkan budaya Melayu agar tetap lestari, sehingga identitas bangsa dan warisan leluhur tetap terpelihara.
Menurutnya, langkah ini akan menjadi fondasi penting bagi masa depan Kabupaten Lingga sebagai daerah yang berbudaya, berkarakter, dan memiliki daya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional.(Rahmat)