LINGGA TERKINI-Kantor Imigrasi Kelas II Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, memperkenalkan inovasi baru dalam pelayanan paspor dengan mendatangi langsung masyarakat di pulau-pulau terluar. Program ini diberi nama Pelita Natuna (Pelayanan Imigrasi Antar-Pulau), sebuah langkah jemput bola yang bertujuan mendekatkan layanan kepada masyarakat perbatasan.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai, Hendra Nofiardi, menjelaskan bahwa program ini merupakan respons atas keresahan masyarakat di wilayah kepulauan seperti Natuna, yang selama ini kesulitan mengakses layanan paspor.
“Pelita Natuna menjadi semangat baru Kantor Imigrasi Kelas II TPI Ranai dalam melayani permohonan penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia (DPRI),” ujar Hendra dalam keterangan resmi yang dilansir ANTARA.
Cakupan dan Pelaksanaan Program
Program ini pertama kali diluncurkan pada November 2024, dengan mencakup tiga kecamatan:
- Pulau Serasan (Kecamatan Serasan),
- Sedanau (Kecamatan Bunguran Barat),
- Pulau Tiga (Kecamatan Pulau Tiga Barat).
Kegiatan ini akan berlanjut pada Desember 2024 di lokasi yang sama, dengan rencana pengembangan agenda reguler setiap bulan pada 2025.
Menurut Hendra, langkah ini sangat relevan bagi masyarakat Natuna yang tinggal di daerah kepulauan. Kendala geografis seperti pemisahan wilayah oleh lautan dan terbatasnya sarana serta prasarana pelayanan paspor membuat program ini menjadi solusi konkret.
“Kegiatan jemput bola pembuatan paspor ini bertujuan untuk meningkatkan kepemilikan paspor di Kabupaten Natuna, sekaligus menekan biaya dan waktu bagi masyarakat yang sebelumnya harus pergi ke ibu kota kabupaten,” jelasnya.
Sosialisasi dan Dampak Positif
Selain membuka layanan perekaman data biometrik untuk paspor, pihak Imigrasi Ranai juga menyosialisasikan pentingnya memiliki paspor kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menarik minat masyarakat yang belum memahami kegunaan dokumen perjalanan, baik untuk bepergian ke luar negeri maupun ke perbatasan.
“Optimalisasi pelayanan paspor melalui program Pelita Natuna diharapkan membawa perubahan signifikan bagi masyarakat perbatasan dan mendorong kinerja pegawai imigrasi menjadi lebih efektif,” tambah Hendra.
Program Pelita Natuna mendapat apresiasi dari masyarakat setempat, yang merasa terbantu oleh layanan ini. Dengan pendekatan jemput bola, masyarakat di daerah terpencil kini bisa mendapatkan dokumen perjalanan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bepergian ke kota.(Rahmat)