LINGGA TERKINI – Terminal Sri Bintan Pura, pintu gerbang utama bagi wisatawan yang menuju Tanjungpinang, kini memperkenalkan kebijakan menarik guna melestarikan budaya lokal. Seluruh pegawai dan petugas diwajibkan mengenakan Tanjak, penutup kepala khas Melayu, sebagai simbol identitas budaya yang kuat sekaligus upaya penghormatan terhadap warisan leluhur.
Menurut General Manager Terminal Sri Bintan Pura, Tonny Hendra Cahyadi, penerapan Tanjak tidak hanya bersifat seremonial, melainkan juga sebagai penghormatan mendalam terhadap tradisi yang telah mengakar di masyarakat Melayu.
“Tanjak bukan hanya sekadar penutup kepala, tetapi juga simbol harga diri dan kebijaksanaan. Dengan mengenakannya, kami ingin menciptakan suasana yang lebih berbudaya, sekaligus memperkenalkan identitas Melayu kepada setiap orang yang datang,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).
Kebijakan ini diterapkan untuk petugas garda depan seperti bagian pelayanan penumpang, keamanan, dan staf lainnya yang bertugas di lingkungan terminal. Dengan langkah ini, pegawai tidak hanya memberikan pelayanan prima, tetapi juga berperan sebagai duta budaya yang membawa nilai-nilai kearifan lokal kepada setiap wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Tidak hanya itu, Terminal Sri Bintan Pura juga menyelenggarakan program edukasi intensif mengenai sejarah dan filosofi di balik Tanjak.
“Harapan kami, setiap petugas yang mengenakan Tanjak memahami makna di baliknya dan bisa menyampaikannya kepada pengguna jasa terminal,” tambah Tonny.
Langkah inovatif ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang, Muhammad Nazri, yang menilai kebijakan tersebut sebagai upaya positif dalam meningkatkan kualitas layanan dan memperkuat identitas budaya.
“Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pelindo, khususnya GM Wayan dan seluruh jajarannya, yang terus melakukan pembenahan dan inovasi demi memberikan layanan terbaik bagi para penumpang di Pelabuhan SBP,” ujarnya.
Nazri menambahkan, pemasangan Tanjak ini diharapkan dapat memberikan kesan positif kepada wisatawan serta meningkatkan pengalaman mereka saat berkunjung ke Tanjungpinang. Dengan bertambahnya jumlah wisatawan, dampak positif juga diharapkan akan dirasakan oleh perekonomian lokal, termasuk sektor pariwisata, UMKM, dan transportasi.
“Dengan bertambahnya jumlah wisatawan, roda perekonomian masyarakat akan semakin bergerak,” tutup Nazri.