LINGGA TERKINI – Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI Yassierli, didampingi Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad, menggelar dialog strategis bersama mitra industri di Balai Latihan Kerja (BLK) Kawasan Industri Kabil, Kota Batam, Selasa (17/12). Kegiatan bertema “Kolaborasi Memperkuat Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing Melalui Pelatihan Vokasi” ini dihadiri berbagai pejabat dan pelaku industri.
Dialog ini turut dihadiri Wakil Menaker Immanuel Ebenezer Gerungan, Dirjen Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Binalavotas) Kemenaker Agung Nur Rahmad, serta para pimpinan perusahaan dan mitra kerja. Sebelum diskusi utama dimulai, sejumlah agenda pendukung telah berlangsung, seperti pengukuhan Pengurus Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri (FKLPI) Daerah Kota Batam dan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Dirjen Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kemenaker Agung Nur Rahmad bersama mitra industri, dengan tujuan mempererat sinergi pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan pelatihan vokasi.
Pada sesi dialog interaktif, Menaker Yassierli menekankan peran penting forum ini dalam menciptakan harmoni antara regulasi pemerintah dan kebutuhan industri.
“Berbagai regulasi yang dibuat pemerintah akan menjadi pegangan dan landasan bagi pelaku usaha, mitra industri, dan pekerja itu sendiri,” ujarnya.
Ia juga menyoroti posisi strategis Batam sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mendukung investasi dan penciptaan lapangan kerja melalui penerapan teknologi modern.
“Dengan begitu, akan terjadi skills transfer kepada pekerja lokal,” tambah Yassierli.
Menaker menggarisbawahi bahwa program pelatihan vokasi berbasis kebutuhan pasar (demand-driven) akan menjadi prioritas utama. Program ini diharapkan mampu menjawab tantangan pasar tenaga kerja melalui kebijakan terintegrasi, tata kelola transparan, dan kemitraan yang erat.
“Kita akan melahirkan SDM kompeten yang siap kerja dan berwirausaha,” tegasnya.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam kesempatan tersebut memaparkan posisi strategis wilayahnya.
“Kepri berada di Selat Malaka, salah satu dari 10 chokepoint dunia, yang dilalui ratusan ribu pelayaran internasional setiap tahunnya,” ujar Ansar.
Menurutnya, pengembangan pelatihan vokasi adalah langkah kunci untuk mendukung wilayah Kepri yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi dan perdagangan bebas (FTZ) serta KEK.
“Harapannya, Kepri dapat melahirkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian guna mengisi kebutuhan di industri dan dunia usaha,” jelasnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam memperkuat kolaborasi pemerintah, mitra industri, dan masyarakat guna membangun ekosistem kerja yang kompetitif dan inklusif.(Eca)