LINGGA TERKINI – Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang menggelar Rapat Koordinasi Rutin Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) periode Januari 2025 untuk mengevaluasi capaian inflasi Desember 2024 sekaligus menyusun strategi menghadapi tantangan inflasi di awal tahun. Rapat yang berlangsung pada Jumat (17/1/2025) di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah, Lt. III Kantor Wali Kota Tanjungpinang, ini dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat.
Hadir dalam rapat ini Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Elfiani Sandri, perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang, BMKG RHF Tanjungpinang, Badan Karantina Indonesia, serta lintas sektor terkait.
Dalam sambutannya, Zulhidayat menekankan pentingnya kerja sama lintas instansi untuk menjaga stabilitas harga.
“Pengendalian inflasi adalah prioritas kita untuk memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga. TPID harus terus bekerja sama, menyelaraskan kebijakan, dan mengantisipasi potensi gangguan distribusi maupun kenaikan harga komoditas penting. Tanjungpinang telah menunjukkan koordinasi yang baik, tetapi kita tidak boleh lengah,” ujar Zulhidayat.
Statistisi Ahli Madya BPS Kota Tanjungpinang, Purwo, memaparkan bahwa inflasi bulan Desember 2024 tercatat sebesar 0,70% (month-to-month). Beberapa komoditas yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi antara lain santan segar (0,0962%), kangkung (0,0972%), cabai merah (0,0614%), dan telur ayam ras (0,0570%).
“Peningkatan inflasi ini dipicu oleh lonjakan permintaan menjelang akhir tahun serta kendala distribusi di beberapa daerah pemasok,” jelas Purwo.
Inflasi tahun kalender (year-to-date) untuk 2024 mencapai 1,53%, dengan beras, emas perhiasan, dan sigaret kretek mesin (SKM) sebagai komoditas penyumbang utama.
“Meskipun terkendali, tekanan harga pada komoditas strategis seperti beras dan emas perhiasan memerlukan perhatian ekstra agar tidak memicu lonjakan inflasi di tahun mendatang,” tambahnya.
Elfiani Sandri mengapresiasi data yang dipaparkan BPS dan menyatakan bahwa TPID Tanjungpinang akan fokus menjaga pasokan dan distribusi untuk mengantisipasi kelangkaan barang serta permainan harga oleh oknum tertentu.
“Kami akan bekerja sama dengan Satgas Pangan dan instansi terkait untuk memastikan pasar tetap stabil dan menindak tegas jika ada pelanggaran yang memengaruhi kestabilan harga,” tegas Elfiani.
Elfiani juga menekankan pentingnya pengawasan langsung di lapangan untuk meminimalkan risiko gangguan pasokan.
“Data yang disampaikan sangat membantu kita dalam memahami dinamika inflasi, baik faktor pendorong maupun penahan kenaikan harga. Dengan inflasi bulan ke bulan sebesar 0,70% dan tahun kalender 1,53%, Tanjungpinang masih dalam kondisi terkendali. Namun, kewaspadaan tetap menjadi prioritas,” tambahnya.
Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Maria Angeliva, menyoroti tingginya permintaan komoditas pangan akhir tahun sebagai pemicu kenaikan harga.
“Permintaan tinggi akhir tahun menyebabkan tekanan harga, namun inflasi kita tetap berada dalam sasaran nasional di kisaran 2,5%-3%,” ungkap Maria.
BMKG RHF Tanjungpinang memprediksi curah hujan sedang hingga tinggi di wilayah Tanjungpinang pada Februari 2025. Potensi banjir dan angin kencang menjadi perhatian utama, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada.
Badan Karantina Indonesia juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Demam Babi Afrika (ASF) yang dapat memengaruhi sektor peternakan.
“Sinergi lintas sektor menjadi kunci utama untuk menjaga stabilitas harga di Tanjungpinang dan memastikan inflasi tetap terkendali,” tutup Zulhidayat.(Eca)