Oleh: Rofiana/Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Hai Rasa Kepingin yang Lelah
Hai rasa kepingin yang lelah
Kau telah sampai pada akhir semua
Cawanmu kembali pada gua nasibmu
Istirahatlah
Sambil meminumkan sisa anggur lukamu
Dan sekatkan diri dari umbai mimpi
Siamu jangan bilang sia-sia
Nangiskan rasa di rasa yang tak nangis
Sedihkan siapa yang tak sedih
Kau sudah di luar hitungan waktu
Disisihkan dari halaman buku-buku
Siapa menyapamu selain sajak yang kau tulis atas kening
Yang suratkan rahasia dalam rahimmu
Selain puisi yang kau tikam diulu hati
Selain kata pertama yang kau pungut
Di rumput yang kau takut sebut
Hai rasa kepingin yang lelah
Kau sudah masuk dalam perangkap
Yang Adam pun khilaf
Istirahatlah!
Sambil meminum sisa anggur lukamu
Kau sebut namamu
Yang kau adalah siapa yang pernah kau halau
Lewat seribu pintu
Yang derau langkah kau
Menghimbau dari selaksa jangkau
Puisi yang berjudul “Hai Rasa Kepingin yang Lelah” merupakan salah satu karya Rida K. Liamsi. Puisi ini diciptakan pada tahun 2001 dalam buku yang berjudul Rose (Antologi puisi dwi bahasa). Rida K. Liamsi lahir di Dabo Singkep, 17 Juli 1943. Rida K. Liamsi merupakan sastrawan asli Melayu di Kepulauan Riau. Nama asli beliau adalah Ismail Kadir dan juga pernah mengunakan nama pena Iskandar Leo.
Puisi “Hai Rasa Kepingin yang Lelah” adalah sebuah karya dari Rida K. Liamsi. Puisinya yang bagus dan menarik membuat pembaca sangat tertarik. Dalam puisi tersebut juga memiliki makna sangat misterius, dan penggunaan bahasanya yang sulit dipahami, sehingga pembaca sangat antusias ingin mengetahui makna dari puisi tersebut.
Melalui puisi “Hai Rasa Kepingin yang Lelah”, penulis mengekspresikan kehidupan atau keinginan yang sangat melelahkan sehingga masalah yang datang membuat nasib semakin terancam.
Hai rasa kepingin yang lelah
Kau telah sampai pada akhir semua
Cawanmu kembali pada gua nasibmu
Bait ini menggambarkan rasa seseorang yang sangat lelah dan semua usaha yang dilakukan sudah berakhir. ”Kau telah sampai pada akhir semua” menunjukkan bahwa usaha yang dilakukan selama ini sudah berakhir. ”Cawanmu kembali pada gua nasibmu” menunjukkan diri harus kembali ketempat asal dengan nasib yang tidak berpihak kepadanya yaitu kurang beruntung.
Istirahatlah
Sambil meminumkan sisa anggur lukamu
Dan sekatkan diri dari umbai mimpi
Pada bait ini menggambarkan seseorang yang disuruh untuk beristirahat karna malangnya nasib yang didapat. “Sambil meminumkan sisa anggur lukamu” menunjukkan bahwa seeorang meratapi betapa malangnya nasib dan perihnya luka yang harus ia dapatkan. Dan harus melupakan harapan atau cita-cita yang masih terpendam di dalam diri.
Siamu jangan bilang sia-sia
Nangiskan rasa di rasa yang tak nangis
Sedihkan siapa yang tak sedih
Pada bait ini penulis menggambarkan bahwa kesedihan janganlah sampai berlarut-larut karena kesedihan itu hanyalah sia-sia tanpa usaha yang nyata. “Sedihkan siapa yang tak sedih” menunjukkan siapa yang tidak sedih jika ditimpa masalah, tetapi kesedihan tidak membuat perubahan apapun dalam hidup. Jadikan kesedihan penguat agar bisa bangkit untuk meraih kehidupan.
Kau sudah di luar hitungan waktu
Disisihkan dari halaman buku-buku
Siapa menyapamu selain sajak yang kau tulis atas kening
Bait ini menggambarkan bahwa usaha yang dilakukan sudah berlebihan sehingga membuat cerita pahit di dalam hidup. “Siapa menyapamu selain sajak yang kau tulis atas kening” menunjukkan bahwa tidak ada seorangpun yang berbicara, dan mendengarkan cerita pahit selain pikiran-pikiranmu sendiri yang selalu menhampirimu setiap hari.
Yang suratkan rahasia dalam rahimmu
Selain puisi yang kau tikam diulu hati
Pada bait ini menggambarkan rahasia seseorang yang dipendam sangat lama membuat rahasia itu lama kelamaan akan semakin membuat hati tidak nyaman.
Selain kata pertama yang kau pungut
Di rumput yang kau takut sebut
Pada bait ini menunjukkan bahwa setiap kata yang pernah terucap dan kata-kata itu terucapkan oleh orang lain yang membuat hati tidak nyaman, dari itulah kita harus menjaga ucapan yang keluar dari mulut kita sendiri agar tidak membuat orang sakit hati.
Hai rasa kepingin yang lelah
Kau sudah masuk dalam perangkap
Yang Adam pun khilaf
Pada bait ini menggambarkan bahwa keinginan yang melelahkan ” Kau sudah masuk dalam perangkap” menunjukkan bahwa membuat diri sudah terperangkap akan kejahatan yang sudah dilakukan. “Yang Adam pun khilaf” menunjukkan bahwa setiap orang pernah berbuat salah dan kekhilafan yang membuat diri tidak sadar akan bahaya apa yang terjadi jika dilakukan, sehingga membuat diri terperangkap oleh kekhilafan.
Istirahatlah!
Sambil meminum sisa anggur lukamu
Pada bait ini menggambarkan seseorang beristirahat dan meratapi kehidupannya yang penuh dengan cobaan hidup yang membuat luka di dalam diri.
Kau sebut namamu
Yang kau adalah siapa yang pernah kau halau
Lewat seribu pintu
Yang derau langkah kau
Menghimbau dari selaksa jangkau
Pada bait ini menggambarkan bahwa seseorang harus mengenal dirinya sendiri dengan sifat atau perilakunya sendiri. ”Yang kau adalah siapa yang pernah kau halau” menunjukkan bahwa seseorang yang pernah dihalangi untuk berbuat baik dan berbagai cara untuk menghalangi seseorang agar tidak melakukan kejahatan untuk diri sendiri atau orang lain. “Yang derau langkah kau” dan “Menghimbau dari selaksa jangkau” menunjukkan bahwa halangan yang datang pasti banyak, tetapi dirimu yang harus tetap bersemangat untuk hidup lebih kuat walaupun banyak rintangan yang menghadang.
Puisi “Hai Rasa Kepingin yang Lelah” ini disusun dengan bahasa ada yang mudah dipahami dan ada yang sulit dipahami sehingga makna puisi ini ada yang diketahui maknanya dan ada juga yang tidak diketahui oleh pembaca. Puisi ini sangat bagus dan menarik, dan maknanya yang dalam membuat rasa ingin tahu pembaca lebih antusias.
Penulis adalah Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH)Tanjungpinang, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.