Lemahnya Strategi Pengajaran Guru, Mengapa Demikian?

Pinterest LinkedIn Tumblr +

Oleh: Helena Megawati Pangaribuan, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Guru merupakan profesi bagi seseorang yang dimana memberikan pengajaran berupa ilmu pendidikan kepada anak didik baik pendidikan formal maupun informal. Sebagai guru yang memiliki kewibawaan harusnya bertanggung jawab besar terhadap apapun yang sedang terjadi.

Guru adalah indikator penunjang keberlangsungan suatu pendidikan. Hal ini dikarenakan anak didik kurang memahami dengan pembelajaran yang diajarkan guru karena tidak bertatap muka langsung dan guru sulit memantau belajar anak didik. Faktor yang paling utama yaitu fasilitas yang kurang memadai yang dimiliki anak didik ketika daring karena belum tentu semua anak didik memiliki handphone ataupun komputer sebagai media pembelajaran. Selain itu, terdapat faktor yang menghambat anak didik ketika sedang daring yaitu jaringan atau sinyal internet yang tidak semua anak didik bisa jangkau dengan baik.

Masa pandemi ini mengharuskan sistem yang kurang efisien terhadap pendidikan harus dilaksanakan. Teknik dan media pengajaran yang disampaikan guru haruslah lebih produktif dibanding pada saat tatap muka. Pengajaran yang dilakukan guru ketika mengajar daring haruslah memperhatikan apa yang membuat anak didik terhambat pengetahuannya ketika belajar secara daring. Guru berkewajiban memiliki model, strategi, dan teknik pembelajaran yang membuat anak didik lebih berkontribusi meskipun secara daring.

Masa pandemi membuat strategi yang telah ditetapkan kini kian harus direvisi sesuai dengan kondisi yang berlangsung. Salah satunya yaitu sistem pendidikan. Strategi pada masa pandemi harus mampu menumbuh kembangkan pola pikir anak didik. Guru harus terus mengambil tindakan yang baik agar pendidikan lebih maju walaupun secara daring. Pendidikan tidak boleh berhenti karena dapat menghambat pengetahuan anak didik menjadi minim. Banyak masyarakat yang memandang rendah dengan berbagai model dan teknik pengajaran yang kurang efisien yang diterapkan oleh guru pada masa pandemi saat ini.

Kemudian ketidakjelasan dalam proses pelaksanaannya yang membuat anak didik kurang memahami kompetensi yang di berikan guru sehingga apa yang diterima anak didik tidak membuat mereka tumbuh dengan berkualitas. Anak didik dituntut mandiri dalam pembelajaran masa kini. Meskipun materi yang disampaikan kurang maksimal, disitulah guru harus mengetahui cara-cara agar anak didik tidak jenuh dan memahami apa yang guru sampaikan. Guru juga harus mengurangi tugas disaat masa pandemi ini guna untuk mengurangi kebingungan anak didik dalam pembelajaran. Hal ini terus diterapkan sebelum pemerintah mewajibkan untuk bertatap muka langsung saat belajar.

Namun, dibalik itu semua pembelajaran daring memiliki sisi positif bagi anak didik yaitu waktu bersama dengan keluarga yang lebih banyak sehingga menimbulkan hubungan yang erat. Jadi, dalam hal ini pembelajaran daring harus terus ditingkatkan dan guru harus mampu membuat anak didik tetap semangat dalam pembelajaran daring. Maka diharapkan kepada guru, orang tua serta pemerintah menjadi satu kesatuan yang saling terhubung kepada anak didik. Peran orang tua juga sangat dibutuhkan pada saat anak didik melakukan pembelajaran daring. Orang tua harus berkoordinasi dengan guru dalam membimbing proses selama pembelajaran daring. Selain itu, pemerintah harus ikut turut ambil bagian dalam hal ini dengan cara menyediakan dana kepada siswa agar siswa layak mendapatkan fasilitas yang cukup. (*)

Share.

Leave A Reply