LINGGATERKINI.COM – Museum Timah juga menjadi tempat belajar sejarah pertimahan secara langsung, tak heran banyak pelajar mulai dari TK hingga masyarakat umum mendatangi museum ini.
Seperti yang dilakukan oleh rombongan pelajar kelas 10 dari SMA Negeri 1 Singkep dalam agenda studi tour melakukan kunjungan ke Museum Timah Singkep, Sabtu (2/9/2023).
Siswa-siswi sekolah tampak sangat antusias dalam menelusuri ruangan, hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan dari siswa-siswi SMA Negeri 1 Singkep kepada pendamping dan pemandu yang berada di destinasi tersebut.
Menurut Encek Basri pada kunjungan siswa-siswi SMA negeri 1 singkep ini yang paling banyak pertanyaan.
“Dari sekian jenjang pendidikan yang berkunjung kesini, siswa-siswi ini yang paling banyak melontarkan pertanyaan kepada kami,” kata Encek Basri
Kunjungan pertama siswa-siswi kelas sepuluh SMA Negeri 1 Singkep pada hari itu dipandu oleh Ketua Museum Timah Singkep, Encek Basri yang menjelaskan sejarah tentang berdirinya museum tersebut dan barang peninggalan yang dihibahkan oleh mantan karyawan PT.timah Singkep ini
Ditempat yang sama, salah seorang siswi SMA Negeri 1 Singkep Kayla, mengatakan bahwa kunjungan ke Museum ini untuk dijadikan tugas dalam bentuk video.
“Kita ditugaskan untuk membuat video tentang kunjungan ke Museum Timah dengan menjelaskan minimal tiga objek yang ada didalamnya,” ujarnya
Setelah dijelaskan tentang berdirinya museum timah, para siswa-siswi diberikan kesempatan oleh para petugas museum untuk mendokumentasikan barang-barang yang ada di Museum Timah tersebut.
“Seru dan menyenangkan bisa banyak mengetahui sejarah timah tempo dulu,” ungkapnya
Sementara itu, Guru Sejarah Smansa Singkep Yully Amelia, mengatakan tujuan diadakan belajar ke Museum ini untuk mempelajari sejarah tentang timah.
“Intinya kita mengajarkan kepada siswa tentang sejarah timah tempo dulu,” katanya
Menurutnya, agar para siswa-siswi Smansa Singkep ini lebih paham dan mengetahui seperti apa kejayaan timah dulunya.
“Karena timah memiliki banyak sejarah pada masa kejayaan, maka siswa-siswi perlu tahu seperti apa dulunya,” imbuhnya (Fn)