LINGGA TERKINI – LAM Kepulauan Riau bekerja sama dengan Mahligai Wedding Organizer menyelenggarakan Sarasehan Adat Tradisi Budaya Melayu pada 22-24 Februari 2025 di Gedung LAM Kepri. Acara ini mengupas tuntas tata cara pernikahan adat Melayu yang kini mulai langka, terutama tradisi seperti berandam dan mandi sapat, yang semakin jarang ditemui.
Acara ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA, selain kehadiran pengurus LAM dari Kota Tanjungpinang dan Bintan. Para guru tampak antusias mengikuti setiap sesi, dengan banyak di antara mereka yang menyadari pentingnya melestarikan tradisi tersebut.
“Saya sangat terkesan dan bahkan tertarik untuk mendalami peran sebagai pengandam pengantin,” ujar Raja Nurhayati, guru SD 12 Tanjungpinang Timur.
Ketua pelaksana, Datok Wira Syafaruddin, mengharapkan agar para pendidik tidak hanya memahami tradisi ini, tetapi juga menyebarkannya kepada masyarakat agar budaya pernikahan adat Melayu tetap lestari.
“Kami ingin para guru tidak hanya memahami tradisi ini, tetapi juga menyebarkannya kepada generasi muda agar budaya pernikahan adat Melayu tetap hidup dan terjaga,” ujarnya.
Tak ketinggalan, Ketua Umum LAM Kepri, Datok Seri Setia Utama Raja Alhafiz, menekankan peran penting penyelenggara pernikahan dalam menjaga keaslian prosesi adat Melayu.
“Penting bagi penyelenggara pernikahan, seperti Mahligai Wedding Organizer, untuk menjalankan prosesi pernikahan adat Melayu dengan benar,” ungkapnya.
Acara sarasehan ini juga dimeriahkan dengan lomba lagu Melayu yang diikuti oleh 54 siswa dari SD dan SMP, menambah semangat dan kekompakan dalam mengenalkan budaya kepada generasi muda. Peserta pun berharap kegiatan serupa dapat terus digelar pada tahun-tahun mendatang.
Di sisi lain, Kepala Bidang Adat Tradisi, Nilai Budaya, dan Kesenian Disbudpar, Dewi Kristina Sinaga, menyatakan kesiapan Disbudpar untuk bekerja sama dengan LAM Kepri dan LAM Kota Tanjungpinang guna menyelenggarakan acara serupa di masa depan.
“Dengan adanya sarasehan ini, diharapkan generasi muda semakin mengenal dan mencintai warisan budaya Melayu, khususnya dalam tradisi pernikahan, agar tidak hilang ditelan zaman,” tutupnya.