Penampung Kepiting Di Desa Tanjung Irat Tetap Produktif Menjual Meski Ditengah Pendemi Covid-19

Pinterest LinkedIn Tumblr +

LINGGATERKINI.ID – Corona Virus Disease (COVID-19) yang merebak di hampir seluruh dunia sejak akhir 2019 dan pertama kali merambah Indonesia pada Maret 2020, mengukir sejarah yang tidak akan lekang oleh waktu pada perjalanan kehidupan manusia.

Pandemi ini tidak hanya mengakibatkan krisis kesehatan tetapi juga memukul keras perekonomian dunia. Berimbas pada sektor perdagangan dunia yang terseok-seok, sektor pariwisata lumpuh total hingga minimnya pemenuhan pangan penduduk dunia.

Namun akibat Covid-19 ini tidak menjadi dampak yang begitu signifikan bagi penampung Kepiting/Ketam di Desa Tanjung Irat Kecamatan Singkep Barat.

Meski pandemi berdampak buat sebagian orang namun ia tetap kokoh bertahan tetap menjual meski pada saat itu harga jual menurun.

Buyung salah seorang penampung Kepiting mengatakan, bahwa harga penjualan kepiting menurun sejak awal pandemi Covid-19.

“Di awal wabah covid-19 memang harga jual mengalami penurunan, untuk ketam berukuran A perkilonya 70 ribu, ukuran B perkilonya 30 ribu dan ukuran C perkilonya 15 ribu,” kata Buyung kepada LINGGATERKINI.ID, Selasa (8/6/2021)

Namun dijelaskan Buyung saat ini untuk harga jual kembali normal yang mana untuk kepiting ukuran A perkilonya 80 ribu, ukuran B perkilonya 60 ribu dan ukuran C perkilonya 30 ribu.

“Tahun ini penjualan tidak mengalami penurun, sudah kembali normal bahkan sedikit lebih meningkat dari harga sebelumnya,” jelas Buyung

Buyung sedikit menceritakan bahwa pada beberapa bulan ke belakang sempat sulit mendapatkan kepiting. Hal tersebut dikarenakan musim.

“Dua tiga bulan yang lalu sempat sulit mencari kepiting 30-40 kg. Namun sekarang sudah normal tiga hari melaut saja sudah bisa mendapatkan 70-100 kg, bahkan jika musimnya sehari bisa 100 kg,” bebernya

Dia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Lingga agar dapat membantu alat tangkap ketam berupa bubu ketam bagi nelayan di Desa Tanjung Irat Kecamatan Singkep Barat.

“Saya belum pernah sekalipun mendapatkan bantuan alat tangkap ketam dari pemerintah Kabupaten Lingga. Semoga pemerintah dapat membantu kami dan selama ini kami buat sendiri,” harapnya (Wandy)

Share.

Leave A Reply